:: Fenny Kristanti :: |
Seorang siswa SMA Negeri I Makassar beberapa waktu lalu kepergok oleh salah seorang guru sedang merokok di tempat parkir motor pada saat jam pulang sekolah. Siswa tersebut memang termasuk yang mendapat perhatian khusus dari guru Badan Konseling. Tertangkap basahnya siswa kelas XI itu menjadi topik perbincangan hangat di antara siswa lainnya, sebagaimana dilaporkan citizen reporter Fenny Kristanti, yang juga salah seorang siswa di sekolah favorit itu.(p!) |
Dari hasil diskusi ringan antarsiswa di sela-sela jam istirahat terungkap bahwa banyak siswa lainnya yang merokok di sekolah favorit ini. Salah satu hal yang mengemuka dalam diskusi ini adalah: “Apakah siswa yang merokok itu bisa dikategorikan siswa nakal?” Selvi salah seorang siswi berpendapat, “Teman-teman yang merokok itu baek-baek ji sama kita-kita teman sekelasnya. Mereka itu yang biasanya bikin orang ketawa dalam kelas. Memang kalau di luar banna’ (nakal –ed), tapi kalau sama teman-teman kelasnya tidak ji.” Berdasarkan pengamatan sederhana saya, teman-teman sekelas yang merokok memang sifatnya seperti itu. Mereka sangat pandai mencairkan suasana kelas yang tegang, mereka pandai bergaul. meski untuk masalah prestasi belajar, beberapa di antara mereka tidak begitu pusing akan nilai-nilainya. Nanti “kebelet” barulah mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai agar bisa naik kelas. Di sekolah kami, tempat yang paling sering dikunjungi oleh teman-teman yang perokok adalah WC pria. Di sanalah berkumpul siswa-siswa perokok dari berbagai kelas. Dalam salah satu pengamatan saya memperkirakan jumlah mereka sekitar 10 orang lebih. WC di sekolah saya pintunya sudah ada yang bolong. Jadi bila saya kalau lewat di dekat WC pria menuju ke kantin di jam istirahat, terciumlah bau asap rokok dari WC tersebut. Para siswa ini tidak hanya merokok di jam istirahat, bahkan saat jam pelajaran pun ada yang berani menyempatkan diri ke WC untuk merokok. Pertanyaan yang sering mengganggu saya, apakah tidak ada seorang guru pun yang mencium bau asap rokok dari WC tersebut? Padahal pada jam istirahat pasti ada saja guru yang datang ke lantai 2 atau kelas XI. Pada saat saya masih duduk di kelas IX, ada sebuah kelas yang juga digunakan sebagai tempat merokok pada saat jam Pengembangan Diri pada hari Jumat (Pengembangan Diri dilakukan di laboratorium yang tersedia dan kelas-kelas lainnya). Kelas itu bernama kelas X-9. Ruangan Kelas X-9, memiliki jendela depan yang tidak lengkap. Nah, dari jendela itulah siswa perokok memanjat masuk ke kelas. Siswa SMA merokok di dalam angkot. Foto: Fenny Kristanti. Kebiasaan merokok di kalangan siswa SMA memang bukan hal baru. Tapi tetap saja menarik perhatian karena bagi para siswa yang bukan perokok, melihat teman-teman yang merokok selalu menghadirkan kekhawatiran. Terutama jika dilihat dampak buruk rokok bagi kesehatan. Di setiap iklan rokok, selalu ada peringatan, misalnya, “Rokok dapat menyebabkan kanker, impotensi, gangguan kehamilan dan janin.” Saya seringkali mendengar peringatan ini di iklan televisi dan radio. Saya juga melihatnya di belakang bungkusan rokok ayah saya yang juga seorang perokok. Ternyata selain penyakit-penyakit yang disebutkan di atas, rokok juga dapat menyebabkan Osteoporosis atau pengeroposan tulang. Penyebabnya adalah kandungan dari rokok yang tidak terdengar asing lagi di telinga saya yaitu nikotin. Mungkin ini adalah salah satu alasan mengapa nikotin sering disebut-disebut di iklan-iklan rokok karena nikotin adalah bahan yang terkandung di dalam rokok yang paling berbahaya bagi kesehatan. Penyakit Osteoporosis belum dirasakan pada masa pertumbuhan tulang, tapi apabila telah mencapai usia 35 tahun atau masa pertumbuhan tulang sudah terhenti barulah penyakit ini dapat dirasakan. Gejalanya yaitu tulang lebih mudah ngilu, letih dan bahkan sakit. Menurut salah satu sumber, Indonesia adalah negara yang mendapat urutan ke-2 dunia pengidap Osteoporosis akibat merokok. Urutan pertama diduduki oleh China. Saya pernah membaca artikel tentang perokok di internet. Dalam artikel tersebut dikatakan bahwa untuk menghilangkan kebiasaan merokok dapat dilakukan dengan cara yang tidak membutuhkan bantuan medis sedikit pun. Beberapa caranya adalah rajin bergerak, mengkonsumsi makanan bergizi dalam takaran seimbang, rutin berolahraga, serta membiasakan terkena sinar matahari pagi dan sore. Dan yang paling penting dan tidak boleh terlupakan adalah kemauan untuk menghilangkan kebiasaan merokok. Jadi semua tergantung pada tekad dan kemauan untuk berhenti merokok. Apakah Anda seorang perokok berat ataupun perokok yang biasa-biasa saja? Anda dapat menggunakan beberapa cara di atas. Tapi bisa juga dengan mencoba cara terakhir yakni mengganti rokok dengan rokok berisi coklat bubuk yang banyak dijual. Siapa tahu lebih nikmat rasanya dibandingkan dengan rokok asli.(p!) *Citizen reporter Fenny Kristanti dapat dihubungi melalui email fenny_git2ndgig@yahoo.co.id sumber : http://panyingkul.com |
小结
6 tahun yang lalu
Bismillah,,
BalasHapusRokok,, OH NO!