:: M. Arief Al-Fikri :: |
Murid dan guru SR Cakrawala. Foto: Dokumentasi SR Cakrawala. Berangkat dari kegalauan melihat makin tidak terjangkaunya biaya pendidikan bagi masyarakat kelas bawah, tiga remaja putri aktivis IJABI (Ikatan Jemaah Ahlul Bayt Indonesia) Sul-Sel merintis Sekolah Rakyat (SR) Cakrawala di kawasan Tamalanrea Makassar. Sekolah alternatif yang baru berjalan satu tahun ini mendapat sambutan hangat dari para orang tua yang tak mampu menyekolahkan anak, meski tak sedikit juga cemoohan dan kecurigaan yang harus dihadapi para pengelolanya. Berikut laporan citizen reporter M. Arief Al-Fikri (p!) |
SR Cakrawala menempati sebuah gedung sederhana yang belum rampung di Jalan Perintis Kemerdekaan 6 No. 20. Gedung itu adalah bangunan multifungsi yang digunakan oleh komunitas IJABI Sul-Sel. Di bangunan inilah SR Cakrawala “numpang” menyelenggarakan kegiatan belajar mengajarnya 3 kali seminggu, yakni Senin, Rabu dan Sabtu, pukul 4-6 sore. SR Cakrawala yang pada tanggal 10 Juni lalu genap berusia setahun, diprakarsai oleh tiga orang anggota Fathimiyyah IJABI Sul-Sel, yaitu Nida, Darma, dan Imha. “Tidak tahu kenapa ide untuk mendirikan SR ini tiba-tiba muncul, karena waktu itu kami bertiga hanya kumpul-kumpul dan cerit-cerita seperti biasanya di kamar saya,”ujar Darma. SR tersebut didirikan ketiganya sebagai wujud kepedulian ketiga aktivis ini untuk menyediakan pendidikan yang gratis dan berkualitas. Awalnya, sekolah informal yang bernaung di bawah Yayasan IJABI Sul-Sel ini bernama Unlimited School. Namun karena murid-muridnya sulit untuk menyebutkan nama ini, maka diubahlah menjadi Sekolah Rakyat Cakrawala, yang berarti sudut pandang yang luas. Selain perubahan nama sekolah, masih ada beberapa perubahan yang terjadi di SR Cakrawala, di antaranya bertambahnya jumlah murid dari 18 orang sekarang berjumlah 25 orang. Sayangnya tenaga pengajar yang mulanya ada 4 orang, kini karena kesibukan masing-masing, hanya tersisa 2 orang, yakni Lia dan Darma. “Itu pun saya sekarang sudah mengajar di Al-Biruni, jadi kayaknya teman saya, Ai, yang akan menggantikan saya.” ujar Darma yang juga asisten wali kelas di SDIT Al-Biruni Makassar. Darma menuturkan, selama setahun ini banyak tantangan yang mereka hadapi ketika memulai kegiatan belajar mengajar alternatif ini. Pada awal hadirnya SR Cakrawala di lorong yang kiri kanannya didominasi oleh rumah kos mahasiswa warga sekitar menyambut antusias dan senang. Selain gratis 100 persen dan tidak pernah ada pungutan dari pihak sekolah kepada orang tua murid, anak putus sekolah pun mendapatkan alternatif untuk melanjutkan kegiatan belajarnya. Tantangan mulai dihadapi Darma dan kawan-kawan ketika sikap kontra bermunculan dari sejumlah warga. Ada warga yang curiga bahwa pengelola SR Cakrawala mengeksploitasi anak-anak didik mereka dengan mengatasnamakan sekolah rakyat untuk meminta sumbangan pembangunan gedung itu. Padahal kata Darma, “Dana yang digunakan untuk keperluan Gedung Panrita, kegiatan sekolah dan lain-lain adalah murni dari dana Yayasan IJABI Sul-sel dan kerabat atau sanak keluarga yang sesekali memberikan donasi.” Untuk menghapus kecurigaan segelintir warga, pihak pengelola senantiasa berusaha menjelaskan segala kegiatan dan juga pendanaan SR Cakrawala. Sistem belajar berbeda Sistem belajar mengajar yang diterapkan di SR Cakrawala berbeda dengan sekolah-sekolah formal. Tidak dikenal adanya daftar absensi, melainkan hanya ada kartu kontrol atau disebut juga dengan kartu prestasi siswa yang fungsinya untuk mengetahui signifikansi perkembangan siswa, baik dari segi afektif, kognitif, pola pikir, pola hidup, dan sebagainya. Selain itu, kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Kelasnya pun dibagi dalam 2 kategori, yakni kelas pra sekolah dan kelas usia sekolah. Mata pelajaran yang diajarkan di kelas pra sekolah adalah membaca, menulis, berhitung, bahasa Inggris, etika, dasar-dasar agama, sosial dan sains. Menariknya, dalam pelajaran sosial, pra murid biasanya disuruh bercerita mengenai dinamika sosial di sekitar mereka, seperti kemiskinan, lalu kemudian menuliskannya. Sementara untuk pelajaran sains, biasanya mereka diajak berdiskusi ringan seputar berbagai peristiwa alam; penyebab-penyebabnya, cara mencegahnya, dan sebagainya. Selain itu, para murid juga disuguhi permainan scrabble bahasa Indonesia dan puzzle angka agar mereka bisa bermain sambil belajar. Sedangkan di kelas usia sekolah, selain diajarkan juga mengenai pelajaran sosial dan sains seperti di kelas pra sekolah, mereka lebih difokuskan pada pengembangan diri, misalnya drama, tari, menggambar, serta bernyanyi, dan pemantapan pelajaran mereka di sekolah formal. Salah satu nilai plus di SR Cakrawala bagi anak-anak yang juga mengecap pendidikan formal, karena mereka bisa membawa PR dari sekolah untuk dikerjakan di sekolah rakyat dengan bimbingan guru-guru di sekolah tersebut. Namun pelajaran yang menjadi prioritas utama di SR Cakrawala adalah pembinaan etika, ahlak, dan mental agar semua murid-muridnya tumbuh menjadi manusia yang ‘berkarakter’. Darma dan guru lainnya mengakui bahwa referensi mereka dalam menerapkan metode belajar mengajar seperti ini adalah Quantum Learning dan SMU Plus Muthahahhari Bandung. Soal etika dan pembinaan karakter ini dimulai dari hal-hal kecil yang diperkenalkan kepada para murid. “Bahkan kami ikut anak yang dulunya malas mandi, akhirnya jadi rajin mandi setelah kami memberitahu pentingnya kebersihan dan kesehatan,” tutur Darma. Bahkan bagi para murid yang umumnya berasal dari keluarga kalangan bawah ini pun diperkenalkan konsep rekreasi, yang diadakan di danau Kampus Unhas Tamalanrea. Sayangnya, masih ada satu rencana pihak SR Cakrawala yang hingga detik ini belum terealisasi dikarenakan kurangnya dana, yaitu kegiatan pembagian susu gratis untuk murid-murid SR. Kini, setelah berjalan satu tahun. SR Cakrawala makin mantap menjalankan misi pendidikan membina anak-anak tumbuh cerdas dengan hati nurani. Marikar, siswa kelas 3 SD Kampus Unhas 1, yang bersama dua orang temannya tercatat sebagai murid SR Cakrawala merasa senang mendapatkan tambahan ilmu dan juga berbagai macam permainan di sore hari. (p!) *Citizen reporter M. Arief Al-Fikri dapat dihubungi melalui email fick_ree@yahoo.co.id sumber : http://panyingkul.com |
小结
6 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar