Rapat pembentukan KIR di SMUN 1 Makassar.
Foto: Irma Sulystiany.
Dalam berbagai lomba ilmiah remaja, sering ada kejadian tak terduga. Misalnya, cerita tentang siswa dari sekolah ”yang tak terkenal” tiba-tiba tampil sebagai juara. Bagaimana kegiatan penelitian di kalangan siswa SMU terkenal di Makassar? Citizen reporter M. Arief Al-Fikri, siswa SMU Negeri 1 Makassar, sebuah sekolah favorit di kota ini, menuliskan terbentuknya kembali kelompok peneliti remaja di sekolahnya. (p!)
Semua kegiatan siswa di luar bidang iptek/ilmiah cukup berjaya. Sayangnya, Smansa Makassar tidak pernah lagi kedengaran dalam lomba kegiatan ilmiah. Karena itu, Kasman, guru geografi di sekolah itu, ingin membentuk kembali KIR (kelompok ilmiah remaja), yang selalu jatuh bangun. ”Saya selalu iri kalau ada teman sesama guru bilang, ’Manami muridmu? Saya sudah duami yang menang karya ilmiah’. Saya yakin anak Smansa juga bisa karena kalau diskusi di kelas, banyak yang semangat dan cerdas-cerdas,” kata Pak Kasman.
Meskipun beberapa peserta didik Smansa Makassar sempat berprestasi pada tahun 1996, 1998, dan 2003 dalam karya ilmiah dan menjadi tamu Istana Negara di Jakarta, tetapi sejak 2004 hingga sekarang, sama sekali vakum.
Sebagai langkah awal, sejumlah siswa kemudian membentuk Kirzha (kelompok ilmiah remaja Smansa) 19 Februari lalu. Kepala Sekolah Herman Hading, Pak Kasman dan Bu Hasnah, guru pembimbing, serta 27 siswa dari berbagai kelas sepakat menghidupkan lagi KIR (awalnya ada 64 siswa yang menyatakan minat bergabung).
Para anggota Kirzha.
Foto: Khairil Anwar.
Pak Herman tak dapat menyembunyikan rasa senang, juga bangga, karena akhirnya KIR lahir kembali di sekolah itu. Ia mengusulkan agar diadakan kembali buletin untuk diedarkan ke setiap kelas. Pak Kasman bahkan menambahkan, ”Kalian juga boleh bikin tabloid kalau mau.” Mendengar hal ini, para siswa serempak berseru, ”Haaa?”
Sejauh yang saya amati, ternyata masih banyak siswa yang menganggap kegiatan KIR seperti yang akan dilakukan Kirzha, adalah kelompok eksklusif bagi siswa yang ranking atas saja. Yemima, seorang siswa Smansa asal Jakarta, semula ragu kalau yang akan ikut kegiatan ini hanya mereka yang ”pinter-pinter”. Tapi Pak Kasman lantas mencontohkan, pernah ada siswa Smansa yang meneliti kegiatan penjualan pakaian ’cakar’ (cap karung), hal yang kelihatannya sepele.
Bu Hasnah ikut menyakinkan, KIR bukan ditujukan kepada siswa berbakat saja. Bakat, katanya, hanya 10 persen, sedangkan minat dan kemauan yang kuat adalah 90 persen. ”Karena ada anak yang pintar tapi tidak tahu bagaimana menumpahkan isi otaknya ke dalam tulisan. Ada juga yang kurang pintar, tapi bisa menulis dengan baik,” katanya.
Banyak kawan saya selama ini berpendapat, KIR bukanlah buat sembarang orang, tapi khusus bagi mereka yang di sekolah kami biasa dipanggil ’anak bureng’ (buru ranking). Para kutu buku yang kerjanya cuma belajar. Hal ini yang membuat Ketua Kirzha, M. Usri Usran dan kawan-kawannya harus berusaha keras merekrut anggota baru dengan menyakinkan mereka, bahwa KIR adalah jenis kegiatan ekskul yang ditujukan buat semua siswa.
Mungkin itu sebabnya, pada tahap awal, untuk merangsang minat, salah satu caranya adalah dengan mengadakan kegiatan penelitian ke luar daerah. Ada beberapa siswa Smansa yang justru tertarik setelah mendengar, kelompok KIR akan banyak ”jalan-jalan”. Eka Utami misalnya, langsung menyatakan minatnya setelah mendengar hal ini.
Kirzha memang telah merencanakan kegiatan perkemahan ilmiah remaja. Seorang kawan saya yang mengetahui hal itu, langsung menimpali, ”Ini yang saya tunggu-tunggu”.
Banyak siswa Smansa belum menyadari manfaat mengikuti KIR, seperti meningkatkan daya nalar, kreativitas, daya kritis, membangkitkan rasa ingin tahu, menambah wawasan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dan lainnya. Tentunya, KIR menyediakan beribu peluang bagi siswa yang berprestasi, misalnya mendapatkan beasiswa dalam dan luar negeri, bebas tes perguruan tinggi bergengsi, hingga menjadi tamu istimewa di Istana Negara Jakarta. (p!)
*Citizen reporter M. Arief Al-Fikri adalah siswa SMU Negeri 1 Makassar.
sumber : http://www.panyingkul.com/view.php?id=365&jenis=kabarkita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
SMANSA JAYA
BalasHapus