Minggu, 16 Agustus 2009

Cetak Siswa Unggul, Cerdas dan Gaul

Tiap sekolah tentu mengharapkan cetakan output yang berkualitas. Tak terkecuali Smansa. Namun sekolah favorit berusia 59 tahun yang kini di komandoi Drs Herman Hading ini juga menghendaki siswanya untuk gaul. So, gaul seperti apa yah?

SMA Negeri 1 Makassar atau yang lebih familiar dengan sebutan Smansa. Salah satu sekolah paling favorit di Kota Anging Mammiri yang didirikan tahun 1950.

Waktu itu sih masih bernama AMS Makassar. Wah, artinya usia Smansa gampir 60 tahun dong! Tak ayal jika sekolah ini juga merupakan SMA perinntis paling uzur di Sulsel. Lambat laun AMS Makassar berganti nama menjadi SMA Makassar.

Well, seiring dengan perkembangan zaman, jumlah siswa Smansa kian menambah, oleh karena itu, tahun 1957 sekolah ini dibagi menjadi dua bagian. Nah, saat ini satu bagiannya menjadi Smansa dan satunya lagi yang sekarang kita kenal dengan SMAN 2 Makassar.

Dibalik sejarah Smansa, ternyata Smansa juga pernah luluh lantak akibat mengalami kebakaran besar. Kemudian dibangun kembali dan selesai 14 April 1982, lalu diresmikan oleh Daud Joesoef, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada waktu itu.

Nah, itu segelintir flash back tentang sejarah sekolah yang bercokol di bilangan Gunung Bawakaraeng ini. Tak jauh berbeda dengan sekolah lain, Smansa juga menghendaki lulusan yang berkualitas. Namun dibalik itu semua, rupanya selain menciptakan siswa, pintar, unggul dan cerdas Smansa juga menghendaki anak didik yang "gaul". Begitu menurut Herman Hading, sang kepala sekolah.

"Nah, gaul disini tidak hanya seperti pengertian gaul anak-anak zaman sekarang, tetapi juga bagaimana mereka (siswa, red) bisa membangun komunikasi dengan siapa saja dan dimana saja mereka berada," tambah Herman Hading yang mengepalai sekolah ini sejak 2003.

Tentu semua hal itu dibarengi dengan optimalisasi bidang akademik maupun ekstrakurikuler yang terus digenjot. Contohnya saja pemberlakuan jam pelajaran tambahan tiap sore hari serta 18 pilihan program ekstrakurikuler yang disediakan. Termasuk ekskul fotografi, yang boleh jadi hanya bisa ditemukan di sekolah ini.

Fasilitas di SMA yang hingga sekarang memiliki 14 kepala sekolah ini boleh dibilang cukup memadahi, lihat saja halaman yang yang luas, lapangan, loboraturium, perpustakaan, ruang multimedia.

Bahkan masing-masing dua ruangan khusus digunakan menunjang belajar Matematika, bahasa Inggris dan Pendidikan Agama. Herman Hading juga menuturkan harapannya. "Kita selalu mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada pada siswa dalam proses belajar, untuk mencapai kualitas manusia yang maksimal dan gaul itu tadi," imbuhnya

dikutip dari : http://sman1mks.sch.id/html/index.php?id=berita&kode=7

4 komentar: